LUWU UTARA - Jelang Pemilu 2024 mendatang, informasi makin tidak terkontrol di media sosial. Kadar kebenaran dan kepalsuan makin tipis saja. Jika seseorang tak memiliki saringan yang tepat, maka dapat menimbulkan disinformasi, baik di ruang-ruang virtual maupun di dunia nyata.
Publik akan terjebak di dalam ambiguitas yang berujung rusaknya tatanan dan sendi-sendi kehidupan sosial kemasyarakatan. Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo-SP) Kabupaten Utara terus intens melakukan sosialiasi.
Salah satu yang disasar adalah penyuluh pertanian. Terbaru, Diskominfo-SP melakukan sosialisasi terkait hal tersebut di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sukamaju belum lama ini. Di mana yang hadir adalah penyuluh pertanian Kecamatan Sukamaju dan Sukamaju Selatan.
Baca juga:
158 CPNS Luwu Utara Terima SK 100 Persen
|
Pada pertemuan itu, Kadis Kominfo, Nursalim, mengajak seluruh penyuluh pertanian untuk bijak bermedia sosial di tengah disrupsi informasi digital. Dalam pertemuan itu, Nursalim mengangkat sebuah tema, “Urgensi Kebijakan Informasi dan Komunikasi Dalam Konteks Media Sosial”.
“Terkait dengan penyebaran informasi, ini telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Di mana salah satu poin penting dalam regulasi ini, bagaimana penyebaran informasi itu dilakukan secara bijak dan benar, ” kata Nursalim.
Hal penting lainnya yang disampaikan mantan Juru Penerangan tahun 90-an ini adalah bagaimana penyuluh pertanian dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan hal-hal baik, terutama yang terkait dengan kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
“Dalam kaitannya dengan bijak bermedia sosial, saya membaginya ke dalam empat karakter, yaitu sehat bermedia sosial, cerdas bermedia sosial, produktif bermedia sosial dan berintegrasi dalam bermedia sosial, ” sebut Nursalim, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala BKPSDM ini.
Bagaimana sehat bermedia sosial? Ia menjelaskan bahwa aktivitas di media sosial harus bersih dari segala fitnah, pornografi dan hoaks. “Aktivitas kita di media sosial harus betul-betul dapat diterima akal sehat, karena yang kita sampaikan adalah kebaikan dan kebenaran, ” ucap dia.
Sementara cerdas bermedia sosial adalah bahwa informasi yang disebarkan ke media sosial harus betul-betul memberikan nuansa edukasi dan penuh pencerahan, sehingga yang membacanya pun mendapatkan value yang tentunya berguna untuk membentuk karakter yang lebih kuat.
Pun dengan produktif bermedia sosial? Di mana informasi yang disebarkan betul-betul dapat dipercaya, tidak ambigu, dan dapat dipertanggungjawabkan. “Silakan teman-teman PPL lakukan penyuluhan dan publikasikan apa yang kita lakukan sesuai tugas masing-masing, ” imbuhnya.
“Sebarkan informasi yang terkait dengan kegiatan kita di lapangan, sehingga kita sebagai penyuluh pertanian lapangan (PPL) betul-betul dapat dinilai bekerja, dan juga berkinerja, sehingga kehadiran kita dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya petani, ” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Muhammad Pajar, yang turut hadir dalam pertemuan terssebut, mengatakanm bahwa pertemuan ini adalah wadah untuk membicarakan hal-hal teknis di sektor pertanian, termasuk pendampingan PPL di lapangan di tengah kondisi el nino.
“Pendampingan berkelanjutan perlu terus dilakukan kepada petani dan kelompok tani. Meski saat ini masih dalam kondisi el nino, namun kehadiran kita di tengah-tengah petani kita, mutlak dibutuhkan, karena penyuluh dan petani adalah bagian yang tidak terpisahkan, ” ujar Pajar.
Di tempat yang sama, PPL Sukamaju, Ramsal, yang juga turut hadir dalam pertemuan itu, menyambut baik materi dari Diskominfo. Ia berharap, Kominfo terus hadir memberi edukasi dan pencerahan di semua BPP. “Semoga semua BPP dapat dikunjungi Kominfo, ” harapnya. (LHr)