LUWU UTARA - Dewasa ini tidak banyak orang yang berani mengambil peran untuk menjaga eksistensi budaya agar tak tergerus oleh perkembangan zaman.
Selain karena semakin kurangnya kepedulian akan budaya sendiri, aktifitas seperti ini sering dipandang tidak dapat menjamin kehidupan yang layak bagi pelakunya.
Namun tidak demikian bagi Sharma Hadeyang. Bersama 7 orang pemuda Tana Luwu yang peduli dan cinta akan peradaban leluhur sebagai Wija To Luwu, ia mendirikan Sekolah Budaya Luwu (SBL) I Lagaligo.
"Ikhtiar mendirikan SBL ini mungkin bisa jadi salah satu solusi, agar nilai-nilai budaya dan peradaban bangsa kita tidak bergeser karena perkembangan zaman, " kata Sharma, Minggu, 7 Juli 2024 dikutip MasambaPos.com.
Dalam pandangan Sharma, nilai-nilai peradaban dan budaya para leluhur adalah salah satu fondasi kekuatan dan kemandirian bangsa.
SBL I La Galigo didirikan di Senga, Kota Belopa Kabupaten Luwu pada tanggal 18 November 2019. Tak main-main, SBL menobatkan Dewan Penasehat yang terdiri atas Datu Luwu, Dewan Adat 12 Kedatuan Luwu serta para Kepala Daerah se-Tana Luwu.
"Alhamdulillah, hingga saat ini, SBL di Kabupaten Luwu telah memiliki lulusan sebanyak 624 orang dari 10 angkatan, " ungkap Sharma.
Kehadiran SBL I Lagaligo di Kabupaten Luwu perlahan menumbuhkan kembali animo masyarakat untuk mempelajari kekayaan budaya Luwu yang begitu terkenal.
"Akhirnya kami juga membuka cabang di Luwu Utara dan Luwu Timur, " jelas Sharma yang juga selaku Ketua Yayasan SBL I Lagaligo.
Dikatakan Sharma, SBL I La Galigo Cabang Luwu Timur baru menamatkan 25 orang lulusan dari satu angkatan. "Sedangkan di Luwu Utara sudah ada 5 angkatan dengan jumlah lulusan sebanyak 234 orang, " bebernya.
Saat dihubungi, Sharma tengah berada di Baruga La Tamaccelling Kemakolean Baebunta Kabupaten Luwu Utara, dimana sedang berlangsung proses pembelajaran di SBL Luwu Utara yaitu angkatan ke-5 sebanyak 26 orang peserta belajar.
"Hari ini juga telah dilakukan Lomba Seni Tradisional Luwu Antar Kelompok dan Foto Angkatan, " terang Sharma yang juga Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Kota Palopo itu.
Sharma bilang, kegiatan yang diikuti oleh para siswa SBL I Lagaligo Cabang Luwu Utara itu terdiri atas lomba menyanyi, tari dan lomba teater atau puisi.
"Kegiatan ini dimaksudkan sebagai media untuk membangkitkan kembali semangat dan pemaknaan akan seni tradisional yang kita miliki sebagai masyarakat adat Luwu, " sebutnya.
Diketahui, lomba seni tradisional Luwu antar kelompok tersebut dikoordinir oleh Hisra Sahim yang juga adalah Sekretaris SBL I La Galigo Cabang Luwu Utara.[*]